Heboh Chat Perselingkuhan Hakim Pebinor, papa mama

ErtigaTop - Hakim di sebuah Pengadilan Negeri ( PN ) di Bali, inisial D jadi perebut bini orang ( Pebinor ). yang direbut adalah pega...

Search This Blog

Recent Posts

Comments

Gallery

Top reviews

Fashion

Breaking News

Entertainment

Travel

Featured

Berita

Unik Dan Aneh

Hiburan

Viral

Video


ErtigaTop - Hakim di sebuah Pengadilan Negeri ( PN ) di Bali, inisial D jadi perebut bini orang ( Pebinor ). yang direbut adalah pegawai pengadilan inisial C yang bersuamikan hakim juga inisial P. Alhasil, PMP alias pren makan pren.

Perselingkuhan mereka sudah tercium sejak awal tahun 2017 silam. Tapi perilaku hakim D semakin menjadi ketika Hakim P berpindah tugaskan ke luar Bali.



Di lain kesempatan, mereka juga saling kirim chat mesra.

"Papa duduk dulu di ruang tamu. Mama beresin kamar kita dulu ya sayang," kata C.

"Papa mau bantu mama ya sayang," jawab hakim D.

Mereka juga sering melakukan chat berkonten negatif.

"Papa suka aroma badan mama sayang. Keringat mama sayang. Mmmuachhh," ujar hakim D.

" Muachh , jawab hakim C.

" Papa mau mandi? Mama siapin handuknya ya sayang," kata C dalam chat.

"Papa maunya mandi sama mama," jawab hakim D dalam chat tersebut.

Sebenarnya siapakah hakim D? Ternyata dia adalah pria beristri, yang mana istrinya juga bekerja sebagai hakim di Bali.

Kasus Rumah tangga itu telah dilaporkan ke Mahkamah Agung ( MA ), tetapi belum ada tindak lanjutnya. Kepala biro Hukun dan Humas Ma Abdullah saat dikonfirmasi hanya menjawab pendek.

"Besok dicek," jawab Abdullah lewat pesan singkat, Kamis (29/11/2018) malam

Sumber : Detik.com




ErtigaTop -  Rider tim Movistar Yamaha, Maverick Vinales meyakini dirinya bisa mendapatkan gelar musim balap MotoGP 2019 mendatang.

Kepercayaan diri pembalap asal Spanyol tersebut meningkat setelah dua hari tes pra musim di Valencia dan Jerez menjadi salah satu yang tercepat. Demikian di lansir Autosport.

Kendati demikian, hal tersebut ditanggapi berbeda dengan rekan setimnya, yaitu Valentino Rossi. The Doctor hingga saat ini masih mengevaluasi spesifikasi mesin motor Yamaha M1 yang akan digunakan tahun depan.

“Kami sangat kompetitif dengan ban bekas, saya bisa mengendarai motor dengan sangat baik selama semua tes,” ujar Vinales.

Pemilik nomor 25 itu juga mengatakan, sirkuit Jerez merupakan salah satu yang sulit baginya. Bahkan dia selalu berpuasa kemenangan di sirkuit tersebut.

Kendati demikian berbeda dengan tes pra musim kemarin, Vinales mampu menjaga laju putaran dengan baik.

“Saya pikir motor ini ( Yamaha M1 ) sudah lebih kompetitif dan dapat memenangkan gelar, saya rasa sudah sangat baik,”katanya.

Selanjutnya
Vinales juga menuturkan, saat ini Yamaha M1 membutuhkan lebih banyak traksi, yang dianggapnya salah satu kelemahan motornya saat ini.

Untuk sistem kelistrikannya sendiri, pembalap berusia 23 tahun mengaku cukup puas.

“Pasti Yamaha akan membawa sesuatu yang lebih baik untuk tahun depan, dan kami bisa menyelesaikan masalah itu,”ujar Vinales.

Seperti diketahui, Yamaha masih puas gelar MotoGP sejak 2015. Parahnya, tak hanya Honda, sebab Ducati juga jadi pilihan berat.


ErtigaTop - Jorge Lorenzo akan kembali naik meja operasi. Kali ini untuk mengatasi rasa tidak nyaman berkelanjutan akibat cedera di kaki kanannya.

Lorenzo mengalami cedera usai terpelanting di tikungan pertama MotoGP Aragon akhir September lalu. Crash itu membuat rider 31 tahun tersebut mengalami dislokasi jari kaki dan retak tulang metatarsal.

Setelah itu, Lorenzo kembali turun ke lintasan dua pekan kemudian di Thailand. Disana dia kembali terjatuh dan kali ini meretakkan pergelangan tangan kirinya.

Lorenzo lantas menjalani operasi untuk memulihkan cedera tersebut pada akhir Oktober. Sementara perawatan pada cedera kaki terus dilakukan. Namun aktivitas yang terus berjalan membuat retak di kakinya tak pulih secara sempurna dan meninggalkan rasa tak nyaman.

Autosport melaporkan bahwa pembalap  yang kini sedang memperkuat Respol Honda itu akan naik meja operasi sekali lagi pada senin
( 3/12/2018 ). Dia kini akan ditangani di klinik Quiran, Barcelona.


ErtigaTop  -  Kendati mencatatkan waktu tercepatnya di atas motor RC123V 2018 pada hari pertama uji coba pascamusim MotoGP Jerez, Spanyol, Rabu ( 28/11 ), rider Spanyol Honda, Marc Marquez mengaku lebih fokus mengevaluasi performa RC213V 2019.

Seperti dilansir crash, dalam sesi ini, Marquez menduduki posisi kelima dengan 1 menit 38,517 detik saat mengendari RCV 2018, tertinggal 0,549 detik dari rider tercepat, Danilo Petrucci ( Ducati Corse ).

Marquez mengaku bisa melaju lebih cepat dengan motor lamanya. Namun, dia merasa jauh lebih nyaman mengendarai RCV 2019, motor yang akan dia pakai di MotoGP musim depan.

“Motor kami berbeda, kami mengubah sasis, mesin dan beberapa hal lain. Kami mencoba memahami mana yang terbaik dan coba bermain-main dengan keseimbangannya, dan hasilnya baik,” jelas juara dunia MotoGP 2018 ini.

“Saya mencatat waktu tercepat saya di atas motor 2018, namun di atas motor 2019 saya merasa lebih nyaman. Besok kami akan fokus pada motor 2019 dan coba memahami di mana level kami,” ujarnya.

Tujuh kali juara dunia ini pun akan kembali melakukan perbandingan pada hari kedua, Kamis ( 29/11 ) dan berharap bisa menemukan peningkatan pada RCV 2019, sebelum masa larangan uji coba dimulai pada 1 Desember dan dirinya menjalani operasi bahu kiri di Barcelona pada 4 Desember 2019.

“Saya merasakan perbedaan pada mesinnya. Sasisnya sangat mirip, namun perbedaan besarnya ada pada mesin. Di sana kami punya beberapa evolusi dan kami harus memahaminya, karena jika Anda dapat mesin baru Anda harus beradaptasi dengan elektronik, yang bakal disesuaikan dengan karakter mesin,” ungkapnya.

Dalam uji coba ini Marquez juga menjajal ban depan baru yang disediakan Michelin, yang menghadirkan komponen lebih lunak. Rider 25 tahun ini mengaku tak terlalu nyaman menggunakan ban tersebut saat temperatur lintasan menghangat.

“Saya sempat mencobanya, tapi di sini ban itu tak bekerja dengan baik. Saya mencobanya pada pagi hari dan hasilnya tak buruk, tapi jadi buruk saat temperaturnya meninggi. Saya beralih ke ban medium dan langsung merasa lebih baik. Tampaknya sudah ada peningkatan, tidak kritis seperti sebelumnya,” tutur Marquez.


ErtigaTop -  Keluhan terlontar dari pembalap Movistar Yamaha, Valantino Rossi, setelahnya hanya menempati posisi ke – 17 pada hari pertama tes MotoGP di Jerez, Rabu ( 28/11/2018 ). The Doctor mengeluhkan mesin baru Yamaha yang dinilainya tak kompetitif untuk bersaing pada MotoGP 2019.

Setelah tes hari pertama, Rossi mengaku sudah menjatuhkan pilihan dari dua jenis mesin yang disodorkan Yamaha. Dia memilih versi mesin yang lebih ramah untuk pengereman, dibanding yang akselerasinya lebih bagus. Namun, menurut Rossi mesin tersebut juga tak menjanjikan lompatan besar dibanding musim 2018.

“Masalahnya adalah kami tak membuat langkah besar. Jika anda membandingkan diri dengan pembalap-pembalap papan atas lainnya, kecepatan kami sama saja dengan tahun ini,” kata  Rossi, dilansir Crash.

Rossi hanya menempati posis ke -17 di tes hari pertama karena sempat mengalamo masalah teknis ketika menggunakan ban baru.

Rekan setimnya, Maverick Vinales, membukukan hasil lebih baik dengan menempati posisi keempat. Adapun pembalap Petronas Yamaha SRT, Franco Morbidelli juga mendulang hasil lebih baik dibanding Rossi, yaitu menghuni posisi keenam.

“Saya merasakan suara yang aneh, suara yang buruk, dan saya berhenti. Saya tak tahu apa yang terjadi,” kata Valentino Rossi.

Problem Kecepatan
Problem terbesar Yamaha di mata Rossi masih soal kecepatan. Menurut dia, saat menggunakan ban belakang Michelin untuk motor M1, hasilnya tak seefisien rival-rival mereka.

“Masalah bagi saya adalah dengan ban baru, motor sangat bagus. Maverick Vinales sangat cepat. Begitu juga Franco ( Morbidelli ), yang tak punya pengalaman ( dengan motor Yamaha ), selalu bagus. Tapi, jika anda periksa lebih dalam, setelah empat atau lima lap, untuk beberapa alasan, kami lebih kesulitan,” urai Rossi.

“Jadi bagi saya, Yamaha harus melihat dengan jelas bahwa mesin 2019 tak cukup. Bagi saya, jika kami balapan besok, kami akan berada di posisi kelima, keenam, ketujuh. Mungkin di posisi keempat jika ada satu kecelakaan di depan. kami tak bertarung untuk kemenangan,” kata Rossi.

Posisi pertama pada hari pertama tes MotoGP Jerez ditempati pembalap anyar Ducati, Danilo Petrucci. Pembalap Ducati lainnya, Andrea Dovizioso, menempati posisi kedua.


ErtigaTop - Pembalap Movistar Yamaha, Valantino Rossi, merasakan beberapa pengalaman pahit pada MotoGP 2018. Namun, masih ada hal positif dan manis yang bisa membuatnya tersenyum pada akhir musim.

Hal terpahit yang dialaminya adalah kegagalan membukukan kemenangan pada musim ini. Ini kali pertama The Doctor gagal mengukir setidaknya satu kemenangan kemenangan dalam semusim selama memperkuat Yamaha. Sebelumnya, dia selalu bisa mengantongi setidaknya sati kemenangan dalam semusim di bawah panji – panji Yamaha.

Kans terbaik menghindari rekor buruk itu sebenarnya muncul di MotoGP Malaysia. Valentino Rossi memimpin hampir sepanjang balapan, namun mala terjatuh empat lap menjelang garis finis.

Pada MotoGP Valencia, Rossi juga punya peluang naik podium utama. Dia sempat menempati posisi kedua di belakang Andrea Dovizioso sebelum mengalami Crash.

“Emosi yang sangat buruk. Ini sangat buruk karena pada tahun ini saya gagal menang, tapi pada dua balapan terakhir saya sangat dekat  dengan podium utama, pada kondisi kering dan basah,” kata Rossi, seperti dilansir Motorsport, Selasa ( 27/11/2018 ).

“Jadi kami harus bekerja keras, karena pada akhir musim Yamaha cukup positif, Kami cukup kompetitif, selain itu Maverick Vinales menang di Phillip Island. Tapi, jika kami ingin bertarung terutama menghadapi Honda dan Ducati, kami butuh bantuan dari Yamaha pada musim dingin ini untuk memperbaiki perfoma, ” imbuh Valentino Rossi.

Layak Peringkat Ketiga
Meski demikian, Rossi menyatakan masih menikmati beberapa momen positif. Dia juga mengaku layak menempati posis ketiga di klasemen akhir. Pembalap Italia itu mengklaim selalu bertarung di sepanjang tahun meski saat situasinya sangat buruk.

“Jadi, pada dua balapan terakhir musim ini saya tak mendapatkan hasil bagus. Tapi, saya bertarung untuk kemenangan,” ujar dia.

“Ini luar biasa, perasaan yang hebat, dan saat anda bersaing untuk podium utama, maka itu sangat positif. Hal positif lainnya adalah saya finis di posisi ketiga klasemen, serta posisi pertama di Yamaha,” sambung Rossi.

Posisi Rossi di peringkat ketiga klasemen, di belakang Marc Marquez dan Andrea Dovizioso, sempat terancam oleh Vinales. Namun, pada balapan terakhir di MotoGP Valencia sama-sama terjatuh sehingga posisi mereka tak berubah. Rossi menyudahi musim ini dengan keunggulan dua poin atas Vinales.

“Saya merasa layak di posisi ketiga karena selalu berjuang sepanjang musim, meski situasinya sangat sulit. Perjuangannya juga tak mudah karena Maverick start dari pole (di MotoGP Valencia. ), saya start dari posisi ke-16. Jadi, itu hal positif lain dari balapan terakhir,”tegas Rossi.



ErtigaTop - Karena ditenagai listrik, MotoE tentu saja berbeda dengan motor MotoGP. Bagaimana dengan kecepatannya, apakah berbeda jauh?

Dari data yang dirilis di situs resmi MotoGP, motor MotoE punya spesifikasi yang cukup mempuni. Sebagai sumber tenaga , motor tersebut memiliki baterai dengan kapasitas 20 KWH.

Baterai tersebut, yang diletakkan di tengah body motor , mampu menyalurkan power 12kw, atau sekiar 160 tenanga kuda. dengan kekuatan itu , MotoE mampu menembus kecepatan maksimal sampai 270 km/jam.

Untuk mendukung performa, MotoE dibekali rem Brembo, suspensi ohlins, dan ban Marchesini.

Bagaimana dengan MotoGP?

Dimusim 2018, kapasitas mesin MotoGP adalah 10000 cc dengan empat silinder. Tahun ini merupakan kali kedua motor-motor MotoGP memakai perangkat elektronik yang diseragamkan dari Magnetti Marelli.

Sementara kecepatan maksimal motor MotoGP bisa mencapai 350 km/jam.

Total Pageviews

Blog Archive

Livechat